Cara Efektif Tekan Bercak Daun Pada Budidaya Jahe

Jahe merupakan kelompok tanaman obat yang paling banyak dibutuhkan masyarakat, karena fungsinya sebagai bahan obat maupun rempah untuk cita rasa makanan atau minuman.  Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum masih menjadi kendala dalam budidaya jahe di Indonesia.
Bercak-bercak Pada daun Budidaya Jahe Merah
Namun akhir-akhir ini, gejala bercak daun telah dilaporkan menjadi masalah penting di  beberapa daerah sentra produksi jahe di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bengkulu. Ada empat jenis jamur yang banyak dilaporkan menyebabkan kerusakan pada daun tanaman jahe di Indonesia, yaitu Phyllosticta, Pyricularia, Cercospora dan Phakopsora. 

Pada tahun 2009 telah dilakukan skrining ketahanan beberapa aksesi jahe yang dimiliki Balittro, terhadap jamur  Pyricularia dan Cercospora; pengujian efektivitas fungisida (nabati dan sintetik) terhadap  jamur Pyricularia secara in-vitro di laboratorium; dan pengujian sebaran inang jamur Pyricularia pada beberapa tanaman kelompok Zingiberaceae. 

Hasil penelitian tahun 2010 menunjukkan kombinasi pupuk K (400 kg/ha) dan Mg (300 kg/ha) dapat meningkatkan ketahanan tanaman jahe terhadap serangan bercak daun dengan produksi rimpang 413,33 kg/rumpun.

Aplikasi fungisida sintetik dengan bahan aktif Mancozeb ternyata lebih efektif menekan serangan bercak daun dibandingkan fungisida nabati lainnya maupun pestisida nabati berbahan aktif Cengkeh dan Seraiwangi.

Pada tahun 2011 dilakukan pengujian lanjutan pengaruh kombinasi pupuk (K dan Mg) dan interval aplikasi fungisida Mancozeb (2 dan 3 minggu). Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi dengan interval dua minggu lebih baik dibandingkan interval tiga minggu.

Pada tahun 2012 dilakukan pengujian kombinasi pupuk (K dan Mg) dan aplikasi fungisida Mancozeb dengan interval dua minggu, terhadap dua aksesi jahe (toleran dan rentan bercak daun), pada skala lapang di daerah endemik penyakit bercak daun.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk P1 (KCl 400 kg/Ha dan MgSO4 300 kg/Ha) dan aplikasi fungisida interval 2 minggu pada jahe JPK H ternyata dapat menurunkan intensitas serangan  bercak daun sebesar 56% dan produksi rimpang sebesar 816,79 g. 

Perlakuan pupuk P2 (KCl 300 kg/Ha dan MgSO4 100 kg/Ha) pada JPK H ternyata dapat meningkatkan mutu (gingerol) rimpang yang dihasilkan. Tanpa aplikasi fungisida, JPK H menghasilkan rimpang sebesar 785,06 g, dengan aplikasi fungisida interval 2 minggu, intensitase serangan bercak daun turun sebesar 44,77% dan diperoleh rimpang sebesar 796,34 g dengan kadar gingerol lebih tinggi dibanding tanpa aplikasi fungisida.

Penerapan paket kombinasi dosis pupuk dan fungisida sintetik dapat mengurangi intensitas dan prosentase tanaman terserang bercak daun sehingga dapat mengurangi kehilangan produksi dan dapat meningkatkan pendapatan petani. (Dr. Dyah Manohara/peneliti fitopatologi Balittro).

Cara Efektif Tekan Bercak Daun Pada Budidaya Jahe Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Cara